(Sebelum Dadline 28) Mari Bercerita dan Mengenang



Ada grup baru di WA. Namanya IKAL UNIB BABEL. Anggotanya alumni dari Universitas Bengkulu (UNIB) yang berdomisili di Babel. Baik di Bangka maupun di Belitung. Sampai malam ini sudah 35 orang yang berkumpul di grup WA tersebut. Tiga belas hari yang lalu saya resmi diajak bergabung.
Ternyata lumayan jumlah alumni UNIB di sini. Saya pikir cuma segelintir. Maklum posisi geografis membuat jarak Babel dan Bengkulu terasa jauh. Lebih dekat dan murah ke pulau Jawa.
Semua anggota grup dijadikan admin. Mereka diberi keleluasaan untuk memasukkan anggota baru. Syaratnya adalah alumni UNIB. Terserah dari fakultas, jurusan, atau program studi apa. Juga terserah angkatan berapa.
Terserah juga soal pekerjaan. Sudah bekerja atau belum, PNS, karyawan swasta atau honorer. Juga soal aktivis atau bukan semasa kuliah, perolehan IPK besar atau kecil. Bahkan tak dibuat syarat lama kuliah. Mau kuliah tepat waktu atau molor hingga semesternya mencapai belasan. Pokoknya yang bisa jadi anggota grup WA ini adalah lulusan UNIB. Itu saja.
Anggota grup juga tidak harus kelahiran Babel. Pokoknya berdomisili di Kepulauan Babel. Baik karena alasan pekerjaan oleh negara atau pimpinan korporasi. Atau karena sebab pernikahan. Ikut istri yang kebetulan orang Babel atau ikut suami yang bertanah air Babel.
Sebagaimana grup baru, tentu kicauan cukup tinggi. Mulai perkenalan hingga nostalgia selama perkuliahan. Cerita kost atau kontrakan, tempat nongkrong, wartel favorit, rental komputer, tempat makan murah meriah. Juga tak ketinggalan soal dosen killer.
Contohnya angkatan 90-an. Tentu Rumah Makan Takana Juo alias TJ menjadi tak asing, jalan Soeprapto adalah lokasi nongkrong, bioskop Bengkulu teater dan Segara Teater juga jadi bahan cerita.
Cerita pun berkembang ke kisah asmara. Ha..ha.. yang ini menjadi bahan bully. Terutama bagi anggota grup yang sesama alumni UNIB menikah. Takut terbongkar perjalanan asmaranya. Apalagi kisah itu ternyata luput dari rekaman pasangan masing-masing. Sehingga ada permintaan agar jangan dibuka secara vulgar. Khawatir pasangan shock dan berakibat pada perang dingin atau perang dunia. Ha. ha.. so hard.
Begitulah. Cerita terus mengalir. Cerita tentang kampus tercinta.
Mudah-mudahan grup ini tak bercerita tentang pemilu. Apalagi soal capres. Baik Jokowi maupun Prabowo. Biarlah bicara tentang peristiwa selama menjadi mahasiswa saja. Tentang kenangan di Bengkulu saja.
Sudah sangat banyak grup WA yang bicara soal pilpres. Tak usah ikut "latah" mempromosikan sang jagoan. Tak perlu juga ikut mengumbar betapa buruknya lawan di sebelah. Juga tak perlu meminta doa atau dukungan agar terpilih sebagai caleg.
Grup ini masih baru. Baru tiga belas hari. Sudah punya rencana untuk berkumpul. Tapi belum pasti kapan. (**)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Sebelum Deadline 26) Bermain Ayunan dan Tagihan

(Sebelum Deadline 27) Perwira Belanda Itu Berkulit Putih