400.000 Ha Lahan Babel Rusak!

Gawat, 400.000 Ha Lahan Babel Rusak!

PANGKALPINANG– Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Ir H Eko Maulana Ali MSc mengakui, dampak penambangan timah telah menimbulkan kerusakan yang luar biasa bagi lingkungan di Babel. Untuk itu, posisi Pemerintah daerah dalam hal ini sangat dilematis.
’’Timah telah memberikan devisa bagi negara, daerah, juga bagi masyarakat. Namun di sisi lain, penambangan juga menimbulkan kerusakan lingkungan. Untuk itu, penambangan timah tidak mungkin dihentikan, namun disikapi dengan pola penambangan yang baik, termasuk salah satunya upaya reklamasi,’’ demikian dikemukakan Gubernur dalam sambutannya ketika Opening Ceremony Babel i-Conex 2008.
Upaya rehabilitasi lingkungan itu, selain melibatkan penambang, juga melibatkan berbagai komponen masyarakat. Dan, ini pula salah satu alasan berdirinya Green Babel 26 Juli 2007, yang sejak terbentuk sudah banyak melakukan upaya-upaya untuk perbaikan lingkungan. ’’Babel i-Conex 2008 ini juga sebagai upaya pemerintah daerah dan Green Babel itu sendiri dalam menyikapi persoalan lingkungan yang ada,’’ lanjut Gubernur.
Berapa banyakkah kerusakan lingkungan di Babel?
Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Babel, Tunggul Pakpahan kepada sejumlah wartawan kemarin menyatakan, setidaknya 400 ribu lahan yang ada di babel dalam kondisi rusak. Bahkan 100 ribu diantaranya dinyatakan lahan kritis dan diperkirakan tidak dapat dimanfaatkan lagi.
Kondisi tersebut penyebabnya, dikatakan Tunggul, memang sebagian besar dikarenakan aktifitas pertambangan. Namun ada juga yang disebabkan oleh aktifitas lainnya, seperti illegal loging dan kegiatan lainnya.
“Seperti kita lihat, akhir-akhir ini kerusakan lingkungan di Babel semakin parah. Berdasarkan penelitian dari IPB, kurang lebih ada 400 ribu hektar yang rusak parah, dan 100 ribunya sudah sangat parah,” kata Tunggul.
Menurut Tunggul, adanya jumlah yang besar kerusakan lingkungan di Babel, bukan berarti BLHD diam saja. Berbagai upaya telah dilakukan diantaranya sosialisasi, rehabilitasi, reklamasi yang bekerjasama dengan para pelaku pertambangan.
“Sosialisasi tetap kita lakukan, mulai kepada murid SD hingga orang tua. Contohnya himbauan menananam kembali baik di lingkungan sekitar maupun di rumah sendiri,’’ kata Tunggul.
Dikatakan Tunggul, saat ini anggaran yang dialokasikan kepada instansi mereka terbilang kecil untuk menanggulangi kerusakan lingkungan. Padahal untuk Babel diperkirakan butuh dana yang sangat besar.(***)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pangkalpinang Pusat Sejarah Penambangan Timah di Indonesia #pesonapangkalpinang

(Sebelum Deadline 26) Bermain Ayunan dan Tagihan