Mana Ayah Mana Ibu Di mana Kakak Adik ke mana Anakku ada di mana
Mengapa mereka belum tiba?
Dapatkan link
Facebook
Twitter
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Komentar
Postingan populer dari blog ini
-
Sejarah Bioskop-bioslkop di Bangka Dari Bioskop Hebe Hingga Bioskop Surya BIOSKOP Hebe atau lebih dikenal dengan bioskop Banteng telah dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB). Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi (BP3J). Bukan asal keluar pernyataan tersebut, pihak BP3 Jambi sudah melakukan penelitian sejarah dan kunjungan langsung ke Bioskop Hebe. Lalu bagaimanakan sejarah berdirinya bioskop-bioskop di Bangka khususnya? berikut penelusuran wartawan Babel Pos dari berbagai sumber. -------------------------- BUDI RAHMAD – Pangkalpinang -------------------------- BERDASARKAN beberapa literature, usaha perbioskopan dimulai pada tahun 1895 yang kali pertama pertunjukkannya di Prancis dan Amerika Serikat. Dan pada tahun 1900 masyarakat Belanda sudah dapat menonton gambar hidup di Batavia (Jakarta). Dan kegiatan perbioskopan di Pulau Bangka mulai dapat dinikmati pada tahun 1917 dengan berdirinya Bioskop Hebe, di Pangkalpinang. Biosko
Museum TImah Indonesia yang berada di Jalan Ahmad Yani Pangkalpinang/Poto Budi Rahmad Selain wisata religi dan pantai, kota Pangkalpinang juga terkenal dengan wisata edukasi sejarah timah Idonesia. Museum ini akan memberi anda informasi lengkap sejarah penambangan timah di Indonesia sejak zaman kolonial hingga era modren saat ini. Pengetahuan ini tidak bisa didapat di tempat lain, pasalnya museum sejarah pertimahan yang lengkap hanya ada di Pangkalpinang. Pengunjung saat di ruang museum/Foto Budi Rahmad Jika anda kebetulan berada di kota Pangkalpinang, ada baiknya anda mengunjungi Museum Timah Indoesia yang terletak di Jalan Ahmad Yani ini. Seperti pada Sabtu, 3 September 2016, lalu. Sekitar pukul 13.50 wib, museum kedatangan pengunjung yang jumlahnya cukup banyak. Tamu kali ini bukan tamu biasa, mereka adalah peserta Pertemuan Dekan Fisipol dari berbagai perguruan tinggi Se-Indonesia. Tuan rumah tentu Universitas Bangka Belitung. Ramainya kunjungan memang b
Sepertinya ayunan hanya ada di taman kanak-kanak (TK). Padahal penyuka ayunan tak mesti anak-anak. Remaja, dewasa, bahkan orang tua juga suka. Buktinya saya, setiap mengantar si bungsu ke TK, saya selalu menyempatkan diri bermainan ayunan. Mungkin sudah saatnya di SD, SMP dan SMA juga menyediakan ayunan. Bahkan di perguruan tinggi. Karena bermain ayunan dapat memberi manfaat bagi kesehatan tubuh. Dari laman suara.com , menyebutkan bermain ayunan bisa mendapatkan manfaat sehat dan bugar. Ayunan selama 60 menit katanya dapat membakar 200 kalori. Aktivitas saat berayun memungkinkan ligamen, tendon, otot panggul dan sendi bergerak. Hal yang lebih menyenangkan lagi, kita tak merasa sedang berolahraga saat berayun. Tubuh juga akan menikmatinya seperti aktivitas bermain. Selain bermanfaat bagi kesehatan fisik, bermain ayunan juga dapat memengaruhi kesehatan mental. Anda akan merasa senang ketika ayunan mengantarkan tubuh melayang di udara. Suasana hati pun menjadi l
Komentar
Posting Komentar