Ada grup baru di WA. Namanya IKAL UNIB BABEL. Anggotanya alumni dari Universitas Bengkulu (UNIB) yang berdomisili di Babel. Baik di Bangka maupun di Belitung. Sampai malam ini sudah 35 orang yang berkumpul di grup WA tersebut. Tiga belas hari yang lalu saya resmi diajak bergabung. Ternyata lumayan jumlah alumni UNIB di sini. Saya pikir cuma segelintir. Maklum posisi geografis membuat jarak Babel dan Bengkulu terasa jauh. Lebih dekat dan murah ke pulau Jawa. Semua anggota grup dijadikan admin. Mereka diberi keleluasaan untuk memasukkan anggota baru. Syaratnya adalah alumni UNIB. Terserah dari fakultas, jurusan, atau program studi apa. Juga terserah angkatan berapa. Terserah juga soal pekerjaan. Sudah bekerja atau belum, PNS, karyawan swasta atau honorer. Juga soal aktivis atau bukan semasa kuliah, perolehan IPK besar atau kecil. Bahkan tak dibuat syarat lama kuliah. Mau kuliah tepat waktu atau molor hingga semesternya mencapai belasan. Pokoknya yang bisa jadi a...
Sejarah Bioskop-bioslkop di Bangka Dari Bioskop Hebe Hingga Bioskop Surya BIOSKOP Hebe atau lebih dikenal dengan bioskop Banteng telah dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB). Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi (BP3J). Bukan asal keluar pernyataan tersebut, pihak BP3 Jambi sudah melakukan penelitian sejarah dan kunjungan langsung ke Bioskop Hebe. Lalu bagaimanakan sejarah berdirinya bioskop-bioskop di Bangka khususnya? berikut penelusuran wartawan Babel Pos dari berbagai sumber. -------------------------- BUDI RAHMAD – Pangkalpinang -------------------------- BERDASARKAN beberapa literature, usaha perbioskopan dimulai pada tahun 1895 yang kali pertama pertunjukkannya di Prancis dan Amerika Serikat. Dan pada tahun 1900 masyarakat Belanda sudah dapat menonton gambar hidup di Batavia (Jakarta). Dan kegiatan perbioskopan di Pulau Bangka mulai dapat dinikmati pada tahun 1917 dengan berdirinya Bioskop Hebe, di Pangkalpinang. Biosko...
Nia. Begitu namanya. Tak ada lanjutan. Hanya tiga huruf. Sekarang Nia telah berdiri di depanku. Memintaku untuk menemaninya. Makan siang. Berdua. Ada yang ingin ia bicarakan. Sorot matanya kali ini serius. Tidak seperti biasanya. Nia yang selalu penuh canda. Humoris dan selalu ceria. Aku jadi takut. Apakah aku ada salah berbuat. Salah dalam berkata. Ribuan pertanyaan ada di otakku. "Jangan takut. Kau hanya cukup mendengarkan saja. Aku hanya ingin melepas semua beban ini," kata Nia seakan menjawab keraguanku. Kuikuti langkah cepat Nia yang berjalan di depanku. Kantin sungguh ramai. Beruntung masih ada satu meja dengan dua kursi. Kami duduk berhadapan. Nia hanya memandangku. Kemudian menarik nafas dalam-dalam. Lalu menghembuskannya sekali hentakan. "Aku jatuh cinta padamu," kata Nia dengan suara keras. Aku kaget. Di luar dugaan. Pandangan gelap. Darah seakan berhenti mengalir. Ingin mengatakan sesuatu. Tapi aku keburu pingsan. Nia kaget. Tak ...
Komentar
Posting Komentar