(Sebelum Deadline 27) Perwira Belanda Itu Berkulit Putih
Ini video pertunjukan yang sudah lama. Naskah apa dan tahun berapa saya sudah tak ingat lagi. Hanya yang pasti, penulis dan sutradaranya adalah Agus Setiyanto
Tampil di markas
Komunitas Seniman Bengkulu. Beberapa rekan yang saya ingat ada Mohammad
Arfani, bang Novi Aryansyah, juga bang Sigan. Ada beberapa dosen dari
Universitas Bengkulu.
Peran saya ya petani. Petani sial yang kena razia pasukan Belanda.
Padahal sebelumnya saya meminta peran sebagai perwira pasukan Belanda. Sayang kualifikasi saya tak memenuhi syarat.
"Perwira Belanda itu berwajah ganteng dan berkulit putih," kata Pak Sutradara yang sekejap kemudian seluruh mata calon pemain yang hadir memasang mata iba. Tentu ke arah saya.
Saya diam. Mata saya berusaha mencari cermin terdekat.
Ternyata "diskriminasi" itu sudah terjadi sejak jaman penjajahan. Juga terjadi di dunia panggung sandiwara.
Hanya dunia manya yang bisa menutupi semuanya. Asal punya kamera canggih.(*)
Peran saya ya petani. Petani sial yang kena razia pasukan Belanda.
Padahal sebelumnya saya meminta peran sebagai perwira pasukan Belanda. Sayang kualifikasi saya tak memenuhi syarat.
"Perwira Belanda itu berwajah ganteng dan berkulit putih," kata Pak Sutradara yang sekejap kemudian seluruh mata calon pemain yang hadir memasang mata iba. Tentu ke arah saya.
Saya diam. Mata saya berusaha mencari cermin terdekat.
Ternyata "diskriminasi" itu sudah terjadi sejak jaman penjajahan. Juga terjadi di dunia panggung sandiwara.
Hanya dunia manya yang bisa menutupi semuanya. Asal punya kamera canggih.(*)
Komentar
Posting Komentar